Neraca
Pembayaran
Neraca pembayaran merupakan
suatu ikhtisar yang meringkas transaksi-transaksi antara penduduk
suatu negara dengan penduduk negara lain selama jangka
waktu tertentu (biasanya satu tahun). Neraca pembayaran mencakup
pembelian dan penjualan barang dan jasa, hibah dari individu
dan pemerintahasing, dan transaksi finansial. Umumnya neraca
pembayaran terbagi atas neraca transaksi berjalan (yang terdiri dari
neraca perdagangan, neraca jasa dan transfer payment) dan neraca lalu
lintas modal dan finansial, dan item-item finansial.
Transaksi dalam neraca
pembayaran dapat dibedakan dalam dua macam transaksi.
- Transaksi debit, yaitu transaksi yang menyebabkan mengalirnya arus uang (devisa) dari dalam negeri ke luar negeri. Transaksi ini disebut transaksi negatif (-), yaitu transaksi yang menyebabkan berkurangnya posisi cadangan devisa.
- Transaksi kredit adalah transaksi yang menyebabkan mengalirnya arus uang (devisa) dari luar negeri ke dalam negeri. Transaksi ini disebut juga transaksi positif (+), yaitu transaksi yang menyebabkan bertambahnya posisi cadangan devisa negara.
Arus Modal Masuk
Besarnya arus modal masuk ke
Indonesia, sebagai akibat pertumbuhan perekonomian yang tetap terjaga
dalam beberapa tahun terakhir, harus dapat dimanfaatkan untuk
mendanai proyek-proyek jangka panjang. Mengelola arus modal masuk
(capital inflow) ke dalam kawasan merupakan sebuah tantangan yang
sulit, yang dihadapi negara-negara emerging market seperti Indonesia
karena dapat membawa berbagai risiko potensial terhadap stabilitas
keuangan.
Seperti yang telah
diketahui, untuk menjaga stabilitas moneter akibat derasnya arus
modal masuk ke Indonesia dan besarnya likuiditas saat ini, BI
menerapkan beberapa kebijakan yang diapresiasi Bank Dunia dan IMF
sebagai langkah yang tepat.
Utang
Luar Negri
Utang
luar negeri atau pinjaman luar negeri, adalah sebagian dari total
utang suatu negara yang diperoleh dari para kreditor di luar negara
tersebut. Dalam jangka pendek, utang luar negeri sangat membantu
pemerintah Indonesia dalam upaya menutup defisit anggaran pendapatan
dan belanja negara, akibat pembiayaan pengeluaran rutin dan
pengeluaran pembangunan yang cukup besar. Pinjaman luar negeri adalah
semua pinjaman yang menimbulkan kewajiban membayar kembali terhadap
pihak luar negeri baik dalam valuta asing maupun dalam Rupiah.
Termasuk dalam pengertian pinjaman luar negeri adalah pinjaman dalam
negeri yang menimbulkan kewajiban membayar kembali terhadap pihak
luar negeri. Pinjaman luar negeri yang diterima Pemerintah,
dimaksudkan sebagai pelengkap pembiayaan pembangunan, disamping
sumber pembiayaan yang berasal dari dalam negeri berupa hasil
perdagangan luar negeri, penerimaan pajak dan tabungan baik tabungan
masyarakat dan sektor swasta. Salah satu masalah dalam pelaksanaan
pembangunan ekonomi yang dihadapi negara-negara berkembang termasuk
Indonesia adalah keterbatasan modal dalam negeri.
Sejarah
Singkat Utang Pemerintah Indonesia
Eksploitasi sumber-sumber agraria perusahaan-perusahaan transnasional
Amerika di Indonesia, telah berlangsung semenjak periode sejarah
penjajahan hingga sekarang. Untuk kepentingan itulah, Amerika Serikat
senantiasa melakukan intervensi politik dan militer terhadap
perkembangan situasi di Indonesia semenjak masa Perang Revolusi
Kemerdekaan Nasional Indonesia di tahun 1945 hingga sampai saat ini.
Dengan difasilitasi pemerintahan koloniali Hindia-Belanda, terutama
setelah diberlakukannya Agrarische Wet pada tanggal 9 April 1870,
perusahaan-perusahaan transnasional Amerika seperti Caltex
(California Texas Oil Corporation), pada tahun 1920-an telah meneguk
laba di tengah kemelaratan rakyat Indonesia di bawah penindasan
kolonialisme Belanda. Untuk itulah paska proklamasi kemerdekaan
Indonesia, Amerika merestui bahkan – kendaraan dan seragam serdadu
Belanda bertuliskan US Marines – invasi militer Belanda. Namun
kemudian untuk menghindarkan wilayah-wilayah eksplorasi
perusahaan-perusahaan transnasional Amerika terkena taktik bumi
hangus dari kekuatan-kekuatan pemuda revolusioner bersenjata, Amerika
memfasilitasi perundingan Indonesia-Belanda. Dan lewat Konferensi
Meja Bundar di Den Haag Belanda tahun 1949, wakil Amerika Serikat,
Merle Cohran, sebagai moderator, memihak Belanda dan menuntut dua hal
dari Indonesia. Cohran memaksa Indonesia menanggung hutang Hindia
Belanda sebesar 1,13 miliar dollar Amerika. Sekitar 70 persen dari
jumlah itu adalah hutang pemerintah kolonial, yang 42 persennya
merupakan biaya operasi militer dalam menghadapi revolusi pemuda
Indonesia. Indonesia juga harus bersetuju semua investasi Belanda
(dan pihak asing lainnya) di Indonesia akan dilindungi, tadinya
Indonesia dijanjikan akan mendapat bantuan yang cukup besar dari
Amerika Serikat untuk melunasi beban hutang tersebut terbukti kosong
belaka ketika ternyata yang diberikan hanya 100 juta dolar Amerika
dalam bentuk kredit ekspor-impor yang harus dibayar kembali. Namun,
dalam dalam konteks kedaulatan nasional, konsensi paling penting yang
dipaksakan Cohran adalah setengah bagian New Guinea (Irian Barat)
yang secara geografis merupakan bagian Hindia-Belanda yang tidak
diserahkan kepada Indonesia karena akan dibicarakan kemudian oleh
Indonesia dan Belanda dalam waktu satu tahun. Indonesia sebagai
negara yang sedang membangun, ingin mencoba untuk dapat membangun
bangsa dan negaranya sendiri tanpa memperdulikan bantuan dari negara
lain. Tentu ini pernah dicoba. Namun ternyata Indonesia sulit untuk
terus bertahan ditengah derasnya laju globalisasi yang terus
berkembang dengan cepat tanpa mau menghiraukan bangsa yang lain yang
masih membangun. Dalam kondisi seperti ini, Indonesia akhirnya
terpaksa mengikuti arus tersebut, mencoba untuk membuka diri dengan
berhubungan lebih akrab dengan bangsa lain demi menunjang pembangunan
bangsanya terutama dari sendi ekonomi nasionalnya. Menurut Boediono
(1999:22), pertumbuhan ekonomi merupakan tingkat pertambahan dari
pendapatan nasional. Dengan demikian, pertumbuhan ekonomi merupakan
sebagai proses kenaikan output per kapita dalam jangka panjang dan
merupakan ukuran keberhasilan pembangunan. Indonesia sebenarnya
pernah memiliki suatu kondisi perekonomian yang cukup menjanjikan
pada awal dekade 1980-an sampai pertengahan dekade 1990-an.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Indonesia, pertumbuhan
ekonomi Indonesia sejak tahun 1986 sampai tahun 1989 terus mengalami
peningkatan, yakni masing-masing 5,9% di tahun 1986, kemudian 6,9% di
tahun 1988 dan menjadi 7,5% di tahun 1989. Namun pada tahun 1990 dan
1991 pertumbuhan ekonomi Indonesia mencatat angka yang sama yakni
sebesar 7,0%, kemudian tahun 1992, 1993, 1994, 1995, dan 1996,
masing-masing tingkat pertumbuhan ekonominya adalah sebesar 6,2%,
5,8%, 7,2%, 6,8%, dan 5,8%. Angka inflasi yang stabil, jumlah
pengangguran yang cukup rendah seiring dengan kondusifnya iklim
investasi yang ditandai dengan kesempatan kerja yae 1990-an.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Indonesia, pertumbuhan
ekonomi Indonesia sejak tahun 1986 sampai tahun 1989 terus mengalami
peningkatan, yakni masing-masing 5,9% di tahun 1986, kemudian 6,9% di
tahun 1988 dan menjadi 7,5% di tahun 1989. Namun pada tahun 1990 dan
1991 pertumbuhan ekonomi Indonesia mencatat angka yang sama yakni
sebesar 7,0%, kemudian tahun 1992, 1993, 1994, 1995, dan 1996,
masing-masing tingkat pertumbuhan ekonominya adalah sebesar 6,2%,
5,8%, 7,2%, 6,8%, dan 5,8%. Angka inflasi yang stabil, jumlah
pengangguran yang cukup rendah seiring dengan kondusifnya iklim
investasi yang ditandai dengan kesempatan kerja yang terus meningkat,
angka kemiskinan yang cukup berhasil ditekan, dan sebagainya. Namun,
pada satu titik tertentu, perekonomian Indonesia akhirnya runtuh oleh
terjangan krisis ekonomi yang melanda secara global di seluruh dunia.
Ini ditandai dengan tingginya angka inflasi, nilai kurs Rupiah yang
terus melemah, tingginya angka pengangguran seiring dengan kecilnya
kesempatan kerja, dan ditambah lagi dengan semakin membesarnya jumlah
utang luar negeri Indonesia akibat kurs Rupiah yang semakin melemah
karena utang luar negeri Indonesia semuanya dalam bentuk US Dollar.
Refrensi :
http://meidymutiara31.blogspot.com/2016/05/neraca-pembayaran-arus-modal-masuk.
htmlhttp://hervinaputri.blogspot.com/2011/03/neraca-pembayaranarus-modal-asingdan.html.
https://yuniariani37.wordpress.com/2014/07/07/neraca-pembayaran-arus-modal-asingdan-utang-luar-negeri/
Bottom
of Form
KABAR BAIK!!!
BalasHapusNama saya Amisha, saya ingin menggunakan media ini untuk mengingatkan semua pencari pinjaman sangat berhati-hati, karena ada penipuan di mana-mana, mereka akan mengirim dokumen perjanjian palsu untuk Anda dan mereka akan mengatakan tidak ada pembayaran dimuka, tetapi mereka adalah orang-orang iseng, karena mereka kemudian akan meminta untuk pembayaran biaya lisensi dan biaya transfer, sehingga hati-hati dari mereka penipuan Perusahaan Pinjaman.
Beberapa bulan yang lalu saya tegang finansial dan putus asa, saya telah tertipu oleh beberapa pemberi pinjaman online. Saya hampir kehilangan harapan sampai Tuhan digunakan teman saya yang merujuk saya ke pemberi pinjaman sangat handal disebut Ibu Suzan, yang meminjamkan pinjaman tanpa jaminan dari Rp700,000,000 (700 juta) dalam waktu kurang dari 24 jam tanpa tekanan atau stres dan tingkat bunga hanya 2%.
Saya sangat terkejut ketika saya memeriksa saldo rekening bank saya dan menemukan bahwa jumlah yang saya diterapkan, telah dikirim langsung ke rekening bank saya tanpa penundaan.
Karena saya berjanji bahwa saya akan membagikan kabar baik, sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi, jika Anda membutuhkan pinjaman apapun, silahkan menghubungi dia melalui email nyata: Suzaninvestment@gmail.com dan oleh kasih karunia Allah ia tidak akan pernah mengecewakan Anda dalam mendapatkan pinjaman jika Anda menuruti perintahnya.
Anda juga dapat menghubungi saya di email saya: Amisha1213@gmail.com, dan maria yang baru saja mendapat pinjaman dari suzan di: maaria9925@gmail.com dan Karina yang memperkenalkan dan bercerita tentang Ibu Suzan, dia juga mendapat pinjaman baru dari Ibu Suzan, Anda juga dapat menghubungi dia melalui email-nya: Lukman.karina@yahoo.com sekarang, semua akan saya lakukan adalah mencoba untuk memenuhi pembayaran pinjaman saya bahwa saya kirim langsung ke rekening mereka bulanan.
Sebuah kata yang cukup untuk bijaksana.